Silat Review

Jakarta
Jaman the '80s, jamannya rambut berjambul, punk rock, video VHS dan film silat seri, gue masih inget rutinitas ngantri di tempat pinjam video, rebutan sama orang (karena serinya sudah kedahuluan dipinjam sama orang), ngerayu tukang pinjam video, nonton sampai pagi sampe-sampe video player jebol jadi harus dipasangin fan kecil untuk mendinginkan.

Dari "Pendekar Ulat Sutra" sampai trilogi pendekar burung rajawali alias the legend and return of condor heroes karya Jin Yong alias Louis Cha. Setelah absen dari cerita persilatan alias dunia kang ao hampir 20 tahun, nonton kembali film-film seri ini gue cukup kagum dengan teknik kungfu yang mirip matrix, lebih seru gitu loh.

Tapi gue juga sempat kaget ketika makin banyak adegan kissing on the lipsnya. Kalau film barat biasa ya, tapi film silat dulu biar mau diperkosa atau malam pertama perkawinan itu paling saling berhadapan antara si laki dan perempuan kemudian mereka mulai hilang dari layar. Asumsi mereka ngapain memang diserahkan sepenuhnya ke penonton. Wong gue inget dulu cium kilat on the lips sudah heboh jadi adegan panas kok. Anyway, adegan kissing memang masih nggak seseru film barat kata lain kurang passionate, malah ada beberapa yang geli ngeliatnya ya. Tapi memang jadi beda ya adegan percintaan film silat sekarang. 


Tema film belum berubah masih sama kayak dulu nggak jauh dari balas dendam, rasa patriotisme, percintaan, perebutan kekuasaan, dan lesson learn untuk tidak menilai orang dari kulit luarnya (yang terlihat baik belum tentu baik, yang terlihat jahat bisa jauh lebih tulus). 

Gue mulai mengejar beberapa film di tahun 2006. Setelah sekian lama absen dan pendapat gue tentang beberapa film seri ini :
The new legend of Condor Heroes – trilogy karya jin Yong alias Louis Cha yang memang all time favorite. Ini diceritakan dalam berbagai versi dan berbagai jaman. Cerita tetap bagus dan katanya 2007 akan keluar versi baru. Kalau dulu lebih banyak cerita tentang Kwe Ceng (Kuo Qing) yang versi baru lebih balance dengan menceritakan the other side of Yang Kang. Buat yang familiar sama ceritanya bermulai dari persahabatan antara keluarga Yang dan 

The Return of Condor Heroes (Huang Xiao Ming & Liu Yi Fei) all time legend! Ternyata setiap berapa tahun selalu dibuat film versi baru baik dari Hong Kong, Taiwan dan terakhir Cina untuk kisah cinta sepanjang masa. Walaupun awalnya agak membosankan tapi setelah nonton indah sekali. Pemandang alamnya luar biasa, sepertinya ini juga iklan parawisata untuk mengunjungi negara Cina. Silat pun indah seperti ”Crouching Tiger & the Hidden Dragon.” Meskipun peran Yang Kuo muda oleh Huang Xiao Ming agak aneh karena kalau tertawa yang terbahak-bahak gitu. Tapi setelah dia jadi orang dewasa uuuhhh ganteng ya. Artisnya juga cantik yang memerankan nona Long dia bermain sangat bagus.
To Liong To – Lebih baik nunggu versi yang barunya deh. Karena pengambilan gambarnya masih kurang ok. Adegan kissingnya bikin gue sakit perut mungkin karena menurut gue aktornya kurang ganteng dan cakep ya. Agak nggak nyambung dengan 2 cerita sebelumnya, karena sudah generasi jauh setelah Yang Kuo (Yo Ko). Meskipun pedangnya itu sendiri adalah peninggalan Kuo Qing dan Yang Kuo tapi dari generasi mereka sendiri gap nya terlalu jauh. 

Chinese Paladin (actor: Hu Ge) - Meskipun ini film video game banget seperti martial combat, banyak banget deh kisah romantisnya, meskipun akhirnya tidak happy ending.  Walaupun gue sempet terkaget-kaget ketika artisnya berubah jadi Nu Wa (Dewi pencipta manusia yang turun ke bumi) tapi kenapa bentuknya mesti manusia berbadan ular. Sehingga kekasihnya pun tidak bisa membedakan dia dengan siluman ular. Tapi buat penggemar Hu Ge – what ever lah. 

The Little Fairy (actor: Hu Ge, Ariel) – Cerita tentang cinta terlarang antara dewi dengan manusia. Adegan silatnya kurang banyak, karena memang cerita tentang percintaan. Akhirnya agak beda dengan film silat lazim nya karena ada periode jaman modernnya. By the way Hu Ge di jaman modernnya lebih ganteng ternyata. Kalau suka lagu mandarin worth to buy soundtracknya.
The Unbeatable Sword – Best kissing scenery walaupun menurut gue para pemainnya perlu di recast ulang karena kurang cakep dan ganteng. Yang ganteng cuma satu itu pun adalah karakter yang awalnya digambarkan kejam dan bengis. Ceritanya seru dan penuh misteri, ini adalah awal karier dari Judge Bao. Jadi banyak pengadilan dan investigasi ala detektif.
Lethal Weapons of Love and Passion (48 episode, actor: Raymond Lam, Charmaine Sheh, Bosco Wong) – Dari episode pertama gue langsung suka film ini. Ceritanya bagus dan silatnya seru. A must see movie. 

The Sassy Princess (actor: Raymond Lam) – Another romance movie. Cerita segitiga yang jadi segi empat dan berakhir happy ending. 

Xiang Fen Shi Jia (Bubuk Pemancar Sendu) (actor: Daniel Chan, Jiang Qin Qin) 7 Disks DVD--. It’s definitely a romance movie with tragic end. Penuh dengan puisi-puisi cinta dan terhanyut dengan kisah percintaan yang kadang maksa banget sih (konfliknya ditambah-tambahin disana sini). Adengan banyak sekali menggunakan bunga, ya maklum pemeran utamanya pembuat wewangian (tukang parfum) yang ketika jaman Ming ceritanya ngetrend banget. Moral of the story – it sucks to be the most desirable man dan tidak ada untungnya memendam dendam.”Cinta tiada akhir, yang tinggal hanya penyesalan.” Kisahnya tentang Lim Yu Ruo, idaman banyak perempuan, yang tiba-tiba jatuh cinta pada seorang perempuan yang berhati dingin (Lien Yi) setelah melihat struktur tulang bahunya. Kisah mereka begitu sengsaranya karena perempuan-perempuan penggemar Lim Yu Ruo ingin mencoba memisahkan mereka termasuk saudara tiri dari Lien Yi sendiri. Lien Yi nya sendiri baru mengakui bahwa dia cinta banget dengan Lim Yu Ruo sudah agak terlambat dan mereka terpisah oleh jarak. Hingga at the end, ketika Lien Yi meninggal tertimpa pohon dan Lim Yu Ruo memutuskan untuk mati bersamanya, menjadi suatu adegan yang romantis dan ya sudahlah lebih baik mereka mati bersama dari pada ada yang sengsara ditinggal.   

Vagabond Vigalante
Kisah romantis percintaan segi 5 dan pertanyaan yang banyak sekali dilontarkan di film ini "apa sih artinya cinta?" Kalau mengharapkan serious action kung fu -- jelas tidak difilm ini karena kisah banyak penekanan pada biro perjalanan, keserakahan manusia yang hanya mengakibatkan penyesalan di akhir. Tokohnya mempunyai keinginan untuk meneruskan cita-cita ayahnya yaitu bersatunya 13 biro perjalanan. Saking sibuknya mengurusi orang lain, percintaannya pun ditunda dan sering diserahkan ke sahabatnya. Akhirnya sahabatnya pun jatuh cinta dengan perempuan yang sama.

Film ini banyak memberikan banyak gambaran "what if" apa sih seandainya si sahabat tidak mabok saat itu sehingga tidak telat memberi kabar ke perempuannya bahwa pacarnya masih hidup. Mungkin dia tidak akan memutuskan untuk menikah dengan orang lain dengan pertimbangan dia sudah hamil. Apa sih yang terjadi seandainya dia tidak keguguran atau memilih untuk bercerai? Apakah benci itu perlu dipupuk sedemikian rupa untuk menghancurkan orang lain dan diri sendiri. Banyak kisah tentang pelajaran hidup.

Dance in the Sky - ini film kolaborasi korea & cina. Kisah cinta 3 generasi. Silat keren abis.

No comments:

Post a Comment