Living ADD in Indonesia

Dahulu saya sering mendengar pernyataan "Anak nakal biasanya tanda anak pandai." Apakah ini menunjukkan sebenarnya sudah lama ada anak-anak yang menderita ADHD/ADD, namun karena ketidak pahaman anak-anak ini hanya dikenakan lebel anak "nakal" atau "malas" dan hiperaktif? Anak-anak yang dengan label seperti ini pula yang cenderung bertengkar dengan gurunya dan sering kali berakhir dengan dikeluarkannya mereka dari sekolah. Mereka umumnya juga anak-anak yang cerdas atau ber IQ tinggi.

Istilah ADHD/ADD (Attention Deficit Hyperactive Disorder/Attention Deficit Disorder) baru saya kenal setelah anak saya di diagnosa ADD hampir empat tahun yang lalu. Istilah ini juga semakin popular, karena terjadi peningkatan akan anak-anak yang di diagnosa ADHD/ADD di seluruh dunia. Pasien penderita ADD ini banyak menjadi perhatian para dokter, peneliti, orang tua dan para pengajar di luar negeri. Sayangnya, memang belum banyak ahli yang dapat menangani ADHD/ADD ini apalagi di Indonesia. ADD ini masih suatu fenomena baru yang penyebabnya secara jelas belum diketahui, namun dugaan-dugaan pemicu sudah dapat disimpulkan oleh para ahli. Meskipun penanganan di Indonesia masih sebatas pada terapi perilaku, hypnotherapy, cukup menarik untuk perhatian saya akan pengobatan alternatif yang ada di Indonesia. Sedangkan mengenai dokter/pskiater yang menanggani ADD saya baru saja menemukan situsnya www.adhd.or.id. Informasi yang didapatkan di situs ini juga masih belum banyak. Bahkan ada ketakutan dari saya akan penggunaan obat yang dianjurkan sepertinya kurang memperhatikan jenis ADD yang diderita oleh anak.

Memiliki anak ADD atau ADHD itu luar biasa challenging. Yang harus diterapi bukan anak saja tapi orang tuanya juga. Pertama sebelum kita mengetahui ADD atau ADHD kita hanya mengetahui Andra hyperactive dan emosi (tantrum) belum terkontrol. Nah ketika masuk sekolah dimana ada tuntutan untuk duduk diam dan mendengarkan mulailah terlihat. Reaksi orang normal: am I a bad parent? dimana salahnya? Apakah tidak pandai? keturunan? well segudang pertanyaan dan akhirnya kita bisa menerima. Ayahnya agak terlambat untuk bisa memahami. It takes longer for him to accept the truth. Awalnya kita tidak ada yang tahu untuk cara untuk menghandle anak ADD. (sampai sekarang saya masih belajar untuk tahu cara menghandle anak ADD).

Terus terang untuk menjaga positive thinking sangat berat. Sepertinya anak ADD selalu mencoba push to the limit batas kesabaran. Salah satu pelajaran hidup dengan ADD yang saya belajar dari kesalahan adalah ini. Membangunkan tidur untuk sekolah, serasa sedang dalam wrestling match. Aku harus bisa sekuat tenaga menarik dia ke kamar mandi. Dan waktu itu aku masih belum paham bahwa ini anak ADD, sering kali yang keluar dari mulut saya perkataan seperti ini "hayo bangun jangan malas" dan ini kesalahan saya. Ada seorang teman hypnotherapist mengatakan anak akan tidak memproses kata "jangan" atau "don't" jadi ketika saya mengatakan "ayo jangan malas" maka otak anak akan memprosesnya "ayo malas." Mengganti kata-kata negatif menjadi kata positif -- takes an effort! Tidak mudah, tapi saya rasa kalau saya ingin ada perubahan dari diri anak saya maka saya juga harus belajar untuk berubah.

Ada beberapa teori yang disampaikan Daniel G. Amen, MD yang cukup menarik perhatian saya. Meskipun hanya dia satu-satunya yang menggunakan SPECT untuk mendiagnosa pasien ADD. Biasanya SPECT hanya digunakan untuk penelitian. Biaya SPECT ini sangat mahal dan memang untuk pemberian obat, SPECT ini mampu secara tepat melihat dibagian mana kerusakan atau disfungsi otak. Dr Amen membagi pasien ADD menjadi 6 tipe.

Tipe 1 - Classic ADD - dengan ciri: inattentive, distractible, disorganized, hyperactive, restless, impulsive
Tipe 2 - Inattentive ADD - dengan ciri: easily distracted with low attention span, but not hyperactive. Instead, often appears sluggish or apathetic.
Tipe 3 - Overfocused ADD - dengan ciri: excessive worrying, argumentative, and compulsive; often gets locked in a spiral of negative thoughts.
Tipe 4 - Temporal Lobe ADD - dengan ciri: quick temper and rage, periods of panic and fear, mildly paranoid.
Tipe 5 - Limbic ADD - dengan ciri: moodiness, low energy. Socially isolated, chronic low-grade depression. Frequent feelings of hopelessness.
Tipe 6 - "Ring of Fire" ADD - dengan ciri: angry, aggressive, sensitive to noise, light, clothes and touch; often inflexible, experiencing periods of mean, unpredictable behavior, and grandiose thinking.

Di dalam bukunya "Healing ADD" ada semacam checklist untuk menentukan anda atau pasien masuk ke kategori ADD mana. Jadi tanpa SPECT sebenarnya membaca dari ciri yang ada. Berdasarkan ciri dan dikonfirmasikan lagi dengan checklist yang terdapat di dalam buku, anak saya jatuh ke kategori tipe 2 - inattentive ADD.


Kisah Andra (9 tahun)

Melihat deskripsi tipe yang dijelaskan oleh dr Amen dari ribuan penelitian yang telah dilakukan oleh beliau, Andra jatuh ke kategori tipe 2. Apesnya, tipe ini tidak begitu terdeteksi dari dini dan baru ketahuan ketika duduk di bangku sekolah dimana konsentrasi dibutuhkan. Kondisi otak pada tipe 2 ini normal ketika otak berada dalam kondisi istirahat tapi ketika dalam kondisi konsentrasi ada penurunan aktifitas di lateral prefrontal cortex.

Ada suatu penelitian, dimana para peneliti menemukan defisiensi adrenaline (hormon yang sering kali diasosiasikan dnegan stress atau excitement) dalam sampel urine anak-anak ADD. Sebagai contoh, Andra bisa mengerjakan lama sekali tugas sekolahnya bisa berjam-jam tetapi asal dijanjikan hadiah dia bisa sekali cepat mengerjakan tugasnya. Suami saya menyebutnya teori lumba-lumba: Hanya mau melakukan dengan baik apabila dijanjikan hadiah. Saya sempat beragumen juga dengan ibu saya, yang menurut dia bahwa disiplin belajar tidak bisa diterapkan demikian (Tentunya waktu itu kami belum tahu mengenai kekurangan adrenalin dalam otak penderita ADD). Jadi bagi pengajar juga penting untuk tahu cara menimbulkan excitment ketika mengajak belajar dengan anak-anak ADD.

Memang short attention span ini menjadi tanda utama sympton dari ADD ini. Penderita ADD memiliki masalah mempertahankan perhatian mereka. Andra hanya mampu berkonsentrasi tidak lebih dari 15 menit di usianya yang ke 9. Namun untuk subyek yang mereka sangat minati, luar biasa daya ingatnya. Jadi penderita ADD dapat fokus bila ada excitement atau minat (interest). Mereka membutuhkan excitment atau interest untuk menstimulasi otak yang underactive.

Salah satu terapi yang pernah dijalankan Andra untuk meningkatkan attention span dia adalah dengan model CPT (Conner's COntinuous Performance Task) penggunaan komputer yang memunculkan angka/huruf kemudian dia harus bereaksi dengan menekan space bar. Terapi ini membuat Andra sangat frustasi.


************

Terapi perilaku
Sewaktu Andra duduk di kelas 1, psychologist sekolah mengatakan Andra kemungkinan menderita learning disorder. Kemudian kita membawa Andra ke neurologist, dan beliau mengatakan bahwa Anak ini hyperactive dan wajar saja di usianya. Apakah pernah melihat anak SMA yang loncat-loncat terus di sekolah? Jadi menurut beliau sabar saja dan hyperactive akan hilang dengan sendirinya.


********


Asma
Salah satu pencetus dari ADD adalah penggunaan obat asma dan perilaku bertambah buruk ketika pasien ADD terkena serangan asma. Logikanya, ketika pasien terkena serangan Asma, oxygen yang disalurkan ke otak akan berkurang. Dan ini telah terbukti dari hasil observasi saya ketika Andra terkena asthma attack kondisi perilakunya bertambah buruk. Dia menjadi lebih mudah marah dan konsentrasi belajar sangat buruk. Sekedar latar belakang, Andra sewaktu kecil menderita asma karena memang ada faktor keturunan. Awalnya hanya didiagnosa flu batuk hingga berminggu-minggu. Konsumsi obatpun banyak sekali. Saya bisa membeli botol obat lusinan karena menurut dokter anak memang ia harus diberikan obat tersebut. Namun karena tidak sembuh juga asmanya kami mencoba berobat di Singapura. Dokter di Singapura melarang penggunaan obat tersebut dan sempat heran karena hampir semua pasien dari Indonesia diberikan obat tersebut oleh dokter. Kemudian, kami mengikuti program sekitar 6 bulan setelah itu Asma nya dikatakan sembuh. Namun pada 2009, asmanya datang kembali setelah bersih 3 tahun. Dokter di Indonesia menyarankan untuk memberikan obat asma yang cukup keras, namun saya teringat akan pengalaman dulu saya tidak memberikan obat tersebut namun hanya coba saya control dengan memberikan nebulizer dengan campuran pumicort dan ventolin. Agak mendingan, karena hilang suara penyempitan pernafasan, tanpa harus menggunakan obat mythyl prednisoton.

Tanpa disengaja, karena tidak bisa berangkat ke Singapura, ada seorang teman yang menyarankan pengobatan alternatif. Menurut diagnosa beliau kondisi belum terlalu parah namun paru-paru kanan tidak bersih, sehingga pengobatan dilakukan dengan menggunakan tenaga dalam ditambah dengan jamu plus propolis premium. (Propolis is a resin from selected hedge mix by the bee with plant shoots, pollen, honey and liquid from its body. Brought to the hive to make barrier for virus, bacteria and fungous.) Dengan cara penggunaan 3 drop dengan air 3/4 untuk menghindari reaksi tubuh. Pemberian 3 x 1 hari. Setelah penggunaan 1 minggu dapat ditingkatkan menjadi 4 drop. Karena hanya merupakan food suplement jadi aman-aman saja. Namun penderita darah tinggi dan perempuan hamil tidak disarankan untuk meminum propolis ini. Pengobatan alternatif di Bandung ini dilakukan 3 kali dan Andra dikatakan bersih dari asma-nya.

Kami akan periksakan ke dokter apakah benar telah bebas dari asthma.


Struktur tulang bahu
************
Andra ini sangat picky eater. Tubuhnya juga tidak terlalu besar untuk ukuran usianya. Menurut dugaan yang kita dapatkan dari hasil foto aura, bentuk tulang bahunya yang melengkung (bungkuk) berpengaruh pada pernafasan (sekali lagi asupan oxygen ke otak) dan ternyata pengaruh pada napsu makan. Ada beberapa saran untuk perbaikan ini diantaranya adalah latihan yang menarik tulang bahunya ke belakang. Andra cukup kooperatif untuk melakukan exercise ini.

Diet
Tidak seperti orang normal, penderita ADD perlu banyak memakan protein dengan karbohidrat rendah. Saya sendiri masih mencoba bereksperimen dengan ini. Saat ini saya memberikan dosis fish oil yang lebih banyak dan ada satu vitamin lagi yang katanya sangat baik.. **** Saya mencoba untuk memberikan banyak telur dan ikan dan mengurangi nasi.

Food Supplement
Magnesium: 6 mg per kg or body weight.Yang bagus adalah magnesium glycerophosphate atau magnesium glycinate. Bila tidak bisa mendapatkan jenis tersebut magnesium citrate juga tidak apa. Kadang disebut juga sebagai magnesium salts. Untuk Andra yang beratnya 27 kg perlu sekitar 160 mg.

Vitamin B 6: 0.6 mg per kilo of body weight. Jenis yang paling bagus adalah pyridoxal-5-phosphate (P5P). P5P adalah jenis yang paling aktif. Beberapa study mengenai autism menyatakan bahwa anak-anak dengan neurological problem membutuhkan vitamin B6 yang lebih banyak untuk mengaktifkan enzyme mereka. Untuk andra yang beratnya 27 kg membutuhkan sekitar 16 mg untuk mulai menurut dokter kadar nanti bisa ditingkatkan.

Zinc. Beberapa study menunjukkan yang terbaik adalah jenis zinc sulphate. Beberapa study bahkan menganjurkan hingga 50 mg per hari. Namun untuk andra menurut dokter bisa dimulai dengan 20mg.


Sekolah
Seorang teman yang anaknya juga ADD, menyekolahkan anaknya (Oan) di Aaron School di New York. Dia sempat menanyakan di Indonesia bagaimana. Well I wish we have this kind of school here. Sedikit sharing bagaimana sekolah swasta ini mengajar anak-anak ADD. Setiap anak mendapatkan perhatian per-orangan. Karena setiap anak masalahnya berbeda, solusinya customized juga.

Untuk mengatasi masalah integrasi sensoris Oan, firstly the school makes sure that he is comfortable in his desk. So they gave him a special cushion (rubber with lumps on the surface), a stool to put his feet on just below his chair, rubber balls for him to squeeze, and recently, sugar free gum to chew! Apparently all these things help Oan to calm down and focus!

Oan also gets what's called body breaks, which means every 15 minutes or so, when his gaze starts to wander off (melamun), he gets to go outside the classroom to stretch, jump, get water to drink, or whatever, asal gerak. Untuk mengatasi Oan's learning disability termasuk short attention span, his classwork assignments are broken down to small sections with the help of organizational chart. This is a list of reminders of how things should be done: e.g. Using capitals letters at the beginning of sentence in writing class or reading math problems carefully, etc (hal-hal kecil yang buat orang biasa sudah otomatis). Cara ini bagus untuk mengatasi masalah focusing karena biasanya kids have difficulty following general oral or written instructions. So, these are broken down clearly on paper.

They are also given short term targets for the day (what they wish to accomplish at the end of the day: getting the work done, to write neatly, to listen to others respectfully, etc) and long term goals (what they want to do at the end of the week: this can be free from homework, get ice cream or chocolate, free to use the computer, etc)...

The kids are never pressured to do more than they are able to. I think this is most important. They do things on their own pace. Math and reading classes dibuatkan kelompok yang terdiri dari anak2 dari berbagai kelas tergantung kemampuan. Di sekolah ini nggak ada anak yang merasa tertinggal pelajarannya. Semua anak pada happy, stafnya amat perhatian dan profesional.


****belum selesai*****

Interesting Website for ADHD
- http://www.ldonline.org/
- help others understand your child by creating a manual!!! I found this is also interesting to read http://www.ldonline.org/article/Designing_a_Dossier_-_An_Instruction_Book_for_Your_Child



Supplements Note:
* Propolis contains various types of nutrients in food supplement as shown below, except Vitamin K:

Vitamin A ( Caratenoids), ( pro Vuatmin A ) Vitamin B12 ( Cobalamin )
Vitamin B1 ( Thiamin ) Vitamin C
Vitamin B2 ( Riboflavin ) Vitamin D
Vitamin B3 ( Niacimaide ) Vitamin E
Vitamin B5 ( Pan Thotenic Acid ) Vitamin H ( Biotin )
Vitamin B6 ( Pyridoxine ) Vitamin P ( Bioflavanoids ),
Albumin, Calcium, Magnesium, Iron, Zinc, Silica, potassium, Phosphorus,
Manganese, Cobalt, Copper.
Propolis also contains substances as follow:
Benzonic Acid, Cinnamic Acid, Cafeid Acid, Ferulic Acid, Isoferulic Acid, Sinapic Acid.
Polyphenols : 27,500
Falvones: Apigenin, Chrysin, Luteolin, Techtochrysin
Flavanols: Isosakuranetin, Pinobanksin, Pinocembrin
Enzine, Hormone
Antibiotic, Anti bacteria, Anti fungus, Anti- inflammatory, anti oxidant.
Other substances such as: flavanoid – betulene and isovanilin.

Aku coba beberapa food supplement yang dijual di amazon.com -- bermacam2x... diantara semua vitamin or food supplement yang ada efeknya buat andra
- EFA Blend dari Nature's Way -- tapi terus terang baru setelah hampir setahun (selang seling dengan food supplement lainnya setelah lama berhenti aku mulai kasih lagi. It works! ketika dikasih ini Andra konsentrasi di kelas better. Meskipun aku nggak tau apakah pengaruh juga dari food supplement yang lainnya.

-


Book Reference:
- The survival guide for kids with ADD or ADHD by John F Taylor PhD. Nah yang menarik dari buku ini bisa dibaca oleh anak-anak. Ya kalau sudah SD kelas 4 bisa membaca buku ini. Aku rencananya mau kasih Andra membaca buku ini. Karena dia sudah mulai bertanya-tanya tentang ADD atau ADHD. Buku ini cukup sederhana untuk anak-anak. Siapa tau bisa jadi self-help juga buat mereka.
Tapi kalau anaknya masih kecil dan belum bisa baca ya mungkin orang tuanya bisa membacakan. chapternya cukup pendek dan ada mini quiz tiap chapter. Ini untuk lebih memahami label ADD atau ADHD buat anak.

No comments:

Post a Comment