Living ADD in Indonesia

Dahulu saya sering mendengar pernyataan "Anak nakal biasanya tanda anak pandai." Apakah ini menunjukkan sebenarnya sudah lama ada anak-anak yang menderita ADHD/ADD, namun karena ketidak pahaman anak-anak ini hanya dikenakan lebel anak "nakal" atau "malas" dan hiperaktif? Anak-anak yang dengan label seperti ini pula yang cenderung bertengkar dengan gurunya dan sering kali berakhir dengan dikeluarkannya mereka dari sekolah. Mereka umumnya juga anak-anak yang cerdas atau ber IQ tinggi.

Istilah ADHD/ADD (Attention Deficit Hyperactive Disorder/Attention Deficit Disorder) baru saya kenal setelah anak saya di diagnosa ADD hampir empat tahun yang lalu. Istilah ini juga semakin popular, karena terjadi peningkatan akan anak-anak yang di diagnosa ADHD/ADD di seluruh dunia. Pasien penderita ADD ini banyak menjadi perhatian para dokter, peneliti, orang tua dan para pengajar di luar negeri. Sayangnya, memang belum banyak ahli yang dapat menangani ADHD/ADD ini apalagi di Indonesia. ADD ini masih suatu fenomena baru yang penyebabnya secara jelas belum diketahui, namun dugaan-dugaan pemicu sudah dapat disimpulkan oleh para ahli. Meskipun penanganan di Indonesia masih sebatas pada terapi perilaku, hypnotherapy, cukup menarik untuk perhatian saya akan pengobatan alternatif yang ada di Indonesia. Sedangkan mengenai dokter/pskiater yang menanggani ADD saya baru saja menemukan situsnya www.adhd.or.id. Informasi yang didapatkan di situs ini juga masih belum banyak. Bahkan ada ketakutan dari saya akan penggunaan obat yang dianjurkan sepertinya kurang memperhatikan jenis ADD yang diderita oleh anak.

Memiliki anak ADD atau ADHD itu luar biasa challenging. Yang harus diterapi bukan anak saja tapi orang tuanya juga. Pertama sebelum kita mengetahui ADD atau ADHD kita hanya mengetahui Andra hyperactive dan emosi (tantrum) belum terkontrol. Nah ketika masuk sekolah dimana ada tuntutan untuk duduk diam dan mendengarkan mulailah terlihat. Reaksi orang normal: am I a bad parent? dimana salahnya? Apakah tidak pandai? keturunan? well segudang pertanyaan dan akhirnya kita bisa menerima. Ayahnya agak terlambat untuk bisa memahami. It takes longer for him to accept the truth. Awalnya kita tidak ada yang tahu untuk cara untuk menghandle anak ADD. (sampai sekarang saya masih belajar untuk tahu cara menghandle anak ADD).

Terus terang untuk menjaga positive thinking sangat berat. Sepertinya anak ADD selalu mencoba push to the limit batas kesabaran. Salah satu pelajaran hidup dengan ADD yang saya belajar dari kesalahan adalah ini. Membangunkan tidur untuk sekolah, serasa sedang dalam wrestling match. Aku harus bisa sekuat tenaga menarik dia ke kamar mandi. Dan waktu itu aku masih belum paham bahwa ini anak ADD, sering kali yang keluar dari mulut saya perkataan seperti ini "hayo bangun jangan malas" dan ini kesalahan saya. Ada seorang teman hypnotherapist mengatakan anak akan tidak memproses kata "jangan" atau "don't" jadi ketika saya mengatakan "ayo jangan malas" maka otak anak akan memprosesnya "ayo malas." Mengganti kata-kata negatif menjadi kata positif -- takes an effort! Tidak mudah, tapi saya rasa kalau saya ingin ada perubahan dari diri anak saya maka saya juga harus belajar untuk berubah.

Ada beberapa teori yang disampaikan Daniel G. Amen, MD yang cukup menarik perhatian saya. Meskipun hanya dia satu-satunya yang menggunakan SPECT untuk mendiagnosa pasien ADD. Biasanya SPECT hanya digunakan untuk penelitian. Biaya SPECT ini sangat mahal dan memang untuk pemberian obat, SPECT ini mampu secara tepat melihat dibagian mana kerusakan atau disfungsi otak. Dr Amen membagi pasien ADD menjadi 6 tipe.

Tipe 1 - Classic ADD - dengan ciri: inattentive, distractible, disorganized, hyperactive, restless, impulsive
Tipe 2 - Inattentive ADD - dengan ciri: easily distracted with low attention span, but not hyperactive. Instead, often appears sluggish or apathetic.
Tipe 3 - Overfocused ADD - dengan ciri: excessive worrying, argumentative, and compulsive; often gets locked in a spiral of negative thoughts.
Tipe 4 - Temporal Lobe ADD - dengan ciri: quick temper and rage, periods of panic and fear, mildly paranoid.
Tipe 5 - Limbic ADD - dengan ciri: moodiness, low energy. Socially isolated, chronic low-grade depression. Frequent feelings of hopelessness.
Tipe 6 - "Ring of Fire" ADD - dengan ciri: angry, aggressive, sensitive to noise, light, clothes and touch; often inflexible, experiencing periods of mean, unpredictable behavior, and grandiose thinking.

Di dalam bukunya "Healing ADD" ada semacam checklist untuk menentukan anda atau pasien masuk ke kategori ADD mana. Jadi tanpa SPECT sebenarnya membaca dari ciri yang ada. Berdasarkan ciri dan dikonfirmasikan lagi dengan checklist yang terdapat di dalam buku, anak saya jatuh ke kategori tipe 2 - inattentive ADD.


Kisah Andra (9 tahun)

Melihat deskripsi tipe yang dijelaskan oleh dr Amen dari ribuan penelitian yang telah dilakukan oleh beliau, Andra jatuh ke kategori tipe 2. Apesnya, tipe ini tidak begitu terdeteksi dari dini dan baru ketahuan ketika duduk di bangku sekolah dimana konsentrasi dibutuhkan. Kondisi otak pada tipe 2 ini normal ketika otak berada dalam kondisi istirahat tapi ketika dalam kondisi konsentrasi ada penurunan aktifitas di lateral prefrontal cortex.

Ada suatu penelitian, dimana para peneliti menemukan defisiensi adrenaline (hormon yang sering kali diasosiasikan dnegan stress atau excitement) dalam sampel urine anak-anak ADD. Sebagai contoh, Andra bisa mengerjakan lama sekali tugas sekolahnya bisa berjam-jam tetapi asal dijanjikan hadiah dia bisa sekali cepat mengerjakan tugasnya. Suami saya menyebutnya teori lumba-lumba: Hanya mau melakukan dengan baik apabila dijanjikan hadiah. Saya sempat beragumen juga dengan ibu saya, yang menurut dia bahwa disiplin belajar tidak bisa diterapkan demikian (Tentunya waktu itu kami belum tahu mengenai kekurangan adrenalin dalam otak penderita ADD). Jadi bagi pengajar juga penting untuk tahu cara menimbulkan excitment ketika mengajak belajar dengan anak-anak ADD.

Memang short attention span ini menjadi tanda utama sympton dari ADD ini. Penderita ADD memiliki masalah mempertahankan perhatian mereka. Andra hanya mampu berkonsentrasi tidak lebih dari 15 menit di usianya yang ke 9. Namun untuk subyek yang mereka sangat minati, luar biasa daya ingatnya. Jadi penderita ADD dapat fokus bila ada excitement atau minat (interest). Mereka membutuhkan excitment atau interest untuk menstimulasi otak yang underactive.

Salah satu terapi yang pernah dijalankan Andra untuk meningkatkan attention span dia adalah dengan model CPT (Conner's COntinuous Performance Task) penggunaan komputer yang memunculkan angka/huruf kemudian dia harus bereaksi dengan menekan space bar. Terapi ini membuat Andra sangat frustasi.


************

Terapi perilaku
Sewaktu Andra duduk di kelas 1, psychologist sekolah mengatakan Andra kemungkinan menderita learning disorder. Kemudian kita membawa Andra ke neurologist, dan beliau mengatakan bahwa Anak ini hyperactive dan wajar saja di usianya. Apakah pernah melihat anak SMA yang loncat-loncat terus di sekolah? Jadi menurut beliau sabar saja dan hyperactive akan hilang dengan sendirinya.


********


Asma
Salah satu pencetus dari ADD adalah penggunaan obat asma dan perilaku bertambah buruk ketika pasien ADD terkena serangan asma. Logikanya, ketika pasien terkena serangan Asma, oxygen yang disalurkan ke otak akan berkurang. Dan ini telah terbukti dari hasil observasi saya ketika Andra terkena asthma attack kondisi perilakunya bertambah buruk. Dia menjadi lebih mudah marah dan konsentrasi belajar sangat buruk. Sekedar latar belakang, Andra sewaktu kecil menderita asma karena memang ada faktor keturunan. Awalnya hanya didiagnosa flu batuk hingga berminggu-minggu. Konsumsi obatpun banyak sekali. Saya bisa membeli botol obat lusinan karena menurut dokter anak memang ia harus diberikan obat tersebut. Namun karena tidak sembuh juga asmanya kami mencoba berobat di Singapura. Dokter di Singapura melarang penggunaan obat tersebut dan sempat heran karena hampir semua pasien dari Indonesia diberikan obat tersebut oleh dokter. Kemudian, kami mengikuti program sekitar 6 bulan setelah itu Asma nya dikatakan sembuh. Namun pada 2009, asmanya datang kembali setelah bersih 3 tahun. Dokter di Indonesia menyarankan untuk memberikan obat asma yang cukup keras, namun saya teringat akan pengalaman dulu saya tidak memberikan obat tersebut namun hanya coba saya control dengan memberikan nebulizer dengan campuran pumicort dan ventolin. Agak mendingan, karena hilang suara penyempitan pernafasan, tanpa harus menggunakan obat mythyl prednisoton.

Tanpa disengaja, karena tidak bisa berangkat ke Singapura, ada seorang teman yang menyarankan pengobatan alternatif. Menurut diagnosa beliau kondisi belum terlalu parah namun paru-paru kanan tidak bersih, sehingga pengobatan dilakukan dengan menggunakan tenaga dalam ditambah dengan jamu plus propolis premium. (Propolis is a resin from selected hedge mix by the bee with plant shoots, pollen, honey and liquid from its body. Brought to the hive to make barrier for virus, bacteria and fungous.) Dengan cara penggunaan 3 drop dengan air 3/4 untuk menghindari reaksi tubuh. Pemberian 3 x 1 hari. Setelah penggunaan 1 minggu dapat ditingkatkan menjadi 4 drop. Karena hanya merupakan food suplement jadi aman-aman saja. Namun penderita darah tinggi dan perempuan hamil tidak disarankan untuk meminum propolis ini. Pengobatan alternatif di Bandung ini dilakukan 3 kali dan Andra dikatakan bersih dari asma-nya.

Kami akan periksakan ke dokter apakah benar telah bebas dari asthma.


Struktur tulang bahu
************
Andra ini sangat picky eater. Tubuhnya juga tidak terlalu besar untuk ukuran usianya. Menurut dugaan yang kita dapatkan dari hasil foto aura, bentuk tulang bahunya yang melengkung (bungkuk) berpengaruh pada pernafasan (sekali lagi asupan oxygen ke otak) dan ternyata pengaruh pada napsu makan. Ada beberapa saran untuk perbaikan ini diantaranya adalah latihan yang menarik tulang bahunya ke belakang. Andra cukup kooperatif untuk melakukan exercise ini.

Diet
Tidak seperti orang normal, penderita ADD perlu banyak memakan protein dengan karbohidrat rendah. Saya sendiri masih mencoba bereksperimen dengan ini. Saat ini saya memberikan dosis fish oil yang lebih banyak dan ada satu vitamin lagi yang katanya sangat baik.. **** Saya mencoba untuk memberikan banyak telur dan ikan dan mengurangi nasi.

Food Supplement
Magnesium: 6 mg per kg or body weight.Yang bagus adalah magnesium glycerophosphate atau magnesium glycinate. Bila tidak bisa mendapatkan jenis tersebut magnesium citrate juga tidak apa. Kadang disebut juga sebagai magnesium salts. Untuk Andra yang beratnya 27 kg perlu sekitar 160 mg.

Vitamin B 6: 0.6 mg per kilo of body weight. Jenis yang paling bagus adalah pyridoxal-5-phosphate (P5P). P5P adalah jenis yang paling aktif. Beberapa study mengenai autism menyatakan bahwa anak-anak dengan neurological problem membutuhkan vitamin B6 yang lebih banyak untuk mengaktifkan enzyme mereka. Untuk andra yang beratnya 27 kg membutuhkan sekitar 16 mg untuk mulai menurut dokter kadar nanti bisa ditingkatkan.

Zinc. Beberapa study menunjukkan yang terbaik adalah jenis zinc sulphate. Beberapa study bahkan menganjurkan hingga 50 mg per hari. Namun untuk andra menurut dokter bisa dimulai dengan 20mg.


Sekolah
Seorang teman yang anaknya juga ADD, menyekolahkan anaknya (Oan) di Aaron School di New York. Dia sempat menanyakan di Indonesia bagaimana. Well I wish we have this kind of school here. Sedikit sharing bagaimana sekolah swasta ini mengajar anak-anak ADD. Setiap anak mendapatkan perhatian per-orangan. Karena setiap anak masalahnya berbeda, solusinya customized juga.

Untuk mengatasi masalah integrasi sensoris Oan, firstly the school makes sure that he is comfortable in his desk. So they gave him a special cushion (rubber with lumps on the surface), a stool to put his feet on just below his chair, rubber balls for him to squeeze, and recently, sugar free gum to chew! Apparently all these things help Oan to calm down and focus!

Oan also gets what's called body breaks, which means every 15 minutes or so, when his gaze starts to wander off (melamun), he gets to go outside the classroom to stretch, jump, get water to drink, or whatever, asal gerak. Untuk mengatasi Oan's learning disability termasuk short attention span, his classwork assignments are broken down to small sections with the help of organizational chart. This is a list of reminders of how things should be done: e.g. Using capitals letters at the beginning of sentence in writing class or reading math problems carefully, etc (hal-hal kecil yang buat orang biasa sudah otomatis). Cara ini bagus untuk mengatasi masalah focusing karena biasanya kids have difficulty following general oral or written instructions. So, these are broken down clearly on paper.

They are also given short term targets for the day (what they wish to accomplish at the end of the day: getting the work done, to write neatly, to listen to others respectfully, etc) and long term goals (what they want to do at the end of the week: this can be free from homework, get ice cream or chocolate, free to use the computer, etc)...

The kids are never pressured to do more than they are able to. I think this is most important. They do things on their own pace. Math and reading classes dibuatkan kelompok yang terdiri dari anak2 dari berbagai kelas tergantung kemampuan. Di sekolah ini nggak ada anak yang merasa tertinggal pelajarannya. Semua anak pada happy, stafnya amat perhatian dan profesional.


****belum selesai*****

Interesting Website for ADHD
- http://www.ldonline.org/
- help others understand your child by creating a manual!!! I found this is also interesting to read http://www.ldonline.org/article/Designing_a_Dossier_-_An_Instruction_Book_for_Your_Child



Supplements Note:
* Propolis contains various types of nutrients in food supplement as shown below, except Vitamin K:

Vitamin A ( Caratenoids), ( pro Vuatmin A ) Vitamin B12 ( Cobalamin )
Vitamin B1 ( Thiamin ) Vitamin C
Vitamin B2 ( Riboflavin ) Vitamin D
Vitamin B3 ( Niacimaide ) Vitamin E
Vitamin B5 ( Pan Thotenic Acid ) Vitamin H ( Biotin )
Vitamin B6 ( Pyridoxine ) Vitamin P ( Bioflavanoids ),
Albumin, Calcium, Magnesium, Iron, Zinc, Silica, potassium, Phosphorus,
Manganese, Cobalt, Copper.
Propolis also contains substances as follow:
Benzonic Acid, Cinnamic Acid, Cafeid Acid, Ferulic Acid, Isoferulic Acid, Sinapic Acid.
Polyphenols : 27,500
Falvones: Apigenin, Chrysin, Luteolin, Techtochrysin
Flavanols: Isosakuranetin, Pinobanksin, Pinocembrin
Enzine, Hormone
Antibiotic, Anti bacteria, Anti fungus, Anti- inflammatory, anti oxidant.
Other substances such as: flavanoid – betulene and isovanilin.

Aku coba beberapa food supplement yang dijual di amazon.com -- bermacam2x... diantara semua vitamin or food supplement yang ada efeknya buat andra
- EFA Blend dari Nature's Way -- tapi terus terang baru setelah hampir setahun (selang seling dengan food supplement lainnya setelah lama berhenti aku mulai kasih lagi. It works! ketika dikasih ini Andra konsentrasi di kelas better. Meskipun aku nggak tau apakah pengaruh juga dari food supplement yang lainnya.

-


Book Reference:
- The survival guide for kids with ADD or ADHD by John F Taylor PhD. Nah yang menarik dari buku ini bisa dibaca oleh anak-anak. Ya kalau sudah SD kelas 4 bisa membaca buku ini. Aku rencananya mau kasih Andra membaca buku ini. Karena dia sudah mulai bertanya-tanya tentang ADD atau ADHD. Buku ini cukup sederhana untuk anak-anak. Siapa tau bisa jadi self-help juga buat mereka.
Tapi kalau anaknya masih kecil dan belum bisa baca ya mungkin orang tuanya bisa membacakan. chapternya cukup pendek dan ada mini quiz tiap chapter. Ini untuk lebih memahami label ADD atau ADHD buat anak.

Living Nuts with Peanut - the mini schnauzer dog

One day my sister said that one of her acquaintances wanted to get rid of their mini schnauzer because it kept on fighting with the other dog, a chihuahua. Her name is Peanut, she was about a year with gray color and long hair. The boys got all excited and lobbied me for several days. They have been begging to get a house pet, a real dog for quite a while. Previously, I only allow fish in the house. No hairy animal especially long hair one. My hubby was not a big fan of having dog in the house. After the "verbal contract" with the boys (making the boys to promise to take care of the new dog) and all the reasons why not having dog in the house, finally everyone in the family agree to adopt Peanut.

Well, at first no one sure about what kind of breed she is. My sister said it is a terrier.
So Peanut arrives with her cage at our house and I had to run to a pet shop to buy her food that night. The first impression when we saw her: fall in love at the first sight. She is just so energetic and cute dog and smart too. So lots of browsing in the internet to figure out what kind of breed she is. We made several wrong guess.

Since Peanut have a long hair, we took her to the pet shop to be groomed. And that's a good place to know what kind of breed she is. The groomer said she is a mini schnauzer. He was also the one who discovered that she has a skin problem and therefore she needs to take medicated bath twice a week and he shaved her hair off because there was too many tangled hair.

So hairless Peanut in cool place becomes Peanut catch a cold and sick dog. In my whole life, first time I see dog just like a person catching cold have runny nose, sneezing, and coughing. I am not a big fan at first of putting some clothes on to my dog. But then I started buying a couple a sweater and a jacket.
My lesson number 1 that I learned from my dog: Put some clothes on to your hairless dog.

Since she sounds getting worst each day, finally I took her to see vet. To my shock the vet told me she got distemper virus. I was like what the heck was that? And to my surprise the vet said that the chance is 50:50. I thought distemper is a flu virus name for dog. Anyway my thought was the doctor is exaggerating this virus. But again, thinking about the American Indian long time ago many died because of flu virus so it does make sense. After all the IVs doctor prescribed medicines for 10 days. Many are pills -- geez how do you give a dog a pill medicine. The experiments start with just let the dog chew the pill. Obviously experiment number 1 failed. She did try to chew on it but when the pill burst on her mouth she spits it right away. Second experiment was hide the pill in a chunk of banana. Though my son did make a comment "mom I don't think she's a monkey." Just like the first attempt, it failed she is not a big fan of banana.
So then, my lesson number 2: If you can not shove pill to your dog's throat, start to open the pill's cap and mix the formula with water and then just put it on IV (without the needle off course) so it would not be a mess.

Ten days passed she still have a bad cough, so I took her to see the doctor again and another medicine prescribed. After 4 days, I lost her medicine and so I need to take her to a vet. Lucky I found an old family vet doctor through a friend so I take her to him. He claimed that his medicine can cure her within 5 days. That's a relief, and a friend of mine remind me to google distemper virus. Right, how could I forgot about it.
Lesson number 3: For terms you have no idea with -- google it!
To my surprise distemper virus is number one dog killer. By definition at Animal Health Channel "Canine distemper is a contagious, incurable, often fatal, multisystemic viral disease that affects the respiratory, gastrointestinal, and central nervous systems.Distemper is caused by the canine distemper virus (CDV). Group chat about dog owner that got distemper is also very informative. From giving Chinese herb medicine to acupuncture. Oh my God I thought only human do acupuncture. Though according to doctor at animal hospital, once the virus got into the nerve, acupuncture doesn't help much.

After treatment with the old family vet, Peanut seems healthy, all hype up. Until one night, she was wearing her military fleece jacket with hood. And a friend came to my house to drop cookies that I ordered. As usually she was following me to the gate. Suddenly she made a crying out for help sound under my CJ7 jeep. My instant thinking was I thought her hood was caught up in one of the tires. So I walked toward her trying to figure out what happened to her. But nothing tangle her and I kept on calling her name and she was just shivering and stiffen, so I pulled her out from under the car. To my horror she begin her seizures. I was so panic and started hitting her chest, a CPR was crossed my mind until her mouth starts come out with bubble and slimy stuff. She is having epilepsy! It probably about a minute or two epilepsy attack. Her eyes was popping out and her body was totally stiff. I though she is going to die, she is going to die.. Almost cried and then suddenly she flipped and bit my hand and started to run and barking like crazy. My dad was so freak out he believe it was a rabies. Next day I took her to the vet and explained what happened.
Lesson number 4 that I learned from my vet: If dog is having seizure or epilepsy - DO NOT TOUCH IT or it will bite you.

Again return home with another set of medicines. Now there are three things that change my life: a husband, children and a dog.

So many vet visits - most vets would said she will not live for long, only small chance dog can survive from distemper virus. Even the option putting her to sleep was offered. We choose to let her die naturally.
It was always a heartbreaking scene whenever she got her seizure attacks. Yet several months past by,
she seems getting better until our vet said that she is free from distemper.
But because that virus already damage her brain, the seizure will never go away. So sometime she suffers from the attack.

The vet gave her vaccine, some vet said that is the big mistake to gave her vaccine. The vaccine triggered her seizure even more. So she suffers the attack everyday.




Only one vet

Silat Review

Jakarta
Jaman the '80s, jamannya rambut berjambul, punk rock, video VHS dan film silat seri, gue masih inget rutinitas ngantri di tempat pinjam video, rebutan sama orang (karena serinya sudah kedahuluan dipinjam sama orang), ngerayu tukang pinjam video, nonton sampai pagi sampe-sampe video player jebol jadi harus dipasangin fan kecil untuk mendinginkan.

Dari "Pendekar Ulat Sutra" sampai trilogi pendekar burung rajawali alias the legend and return of condor heroes karya Jin Yong alias Louis Cha. Setelah absen dari cerita persilatan alias dunia kang ao hampir 20 tahun, nonton kembali film-film seri ini gue cukup kagum dengan teknik kungfu yang mirip matrix, lebih seru gitu loh.

Tapi gue juga sempat kaget ketika makin banyak adegan kissing on the lipsnya. Kalau film barat biasa ya, tapi film silat dulu biar mau diperkosa atau malam pertama perkawinan itu paling saling berhadapan antara si laki dan perempuan kemudian mereka mulai hilang dari layar. Asumsi mereka ngapain memang diserahkan sepenuhnya ke penonton. Wong gue inget dulu cium kilat on the lips sudah heboh jadi adegan panas kok. Anyway, adegan kissing memang masih nggak seseru film barat kata lain kurang passionate, malah ada beberapa yang geli ngeliatnya ya. Tapi memang jadi beda ya adegan percintaan film silat sekarang. 


Tema film belum berubah masih sama kayak dulu nggak jauh dari balas dendam, rasa patriotisme, percintaan, perebutan kekuasaan, dan lesson learn untuk tidak menilai orang dari kulit luarnya (yang terlihat baik belum tentu baik, yang terlihat jahat bisa jauh lebih tulus). 

Gue mulai mengejar beberapa film di tahun 2006. Setelah sekian lama absen dan pendapat gue tentang beberapa film seri ini :
The new legend of Condor Heroes – trilogy karya jin Yong alias Louis Cha yang memang all time favorite. Ini diceritakan dalam berbagai versi dan berbagai jaman. Cerita tetap bagus dan katanya 2007 akan keluar versi baru. Kalau dulu lebih banyak cerita tentang Kwe Ceng (Kuo Qing) yang versi baru lebih balance dengan menceritakan the other side of Yang Kang. Buat yang familiar sama ceritanya bermulai dari persahabatan antara keluarga Yang dan 

The Return of Condor Heroes (Huang Xiao Ming & Liu Yi Fei) all time legend! Ternyata setiap berapa tahun selalu dibuat film versi baru baik dari Hong Kong, Taiwan dan terakhir Cina untuk kisah cinta sepanjang masa. Walaupun awalnya agak membosankan tapi setelah nonton indah sekali. Pemandang alamnya luar biasa, sepertinya ini juga iklan parawisata untuk mengunjungi negara Cina. Silat pun indah seperti ”Crouching Tiger & the Hidden Dragon.” Meskipun peran Yang Kuo muda oleh Huang Xiao Ming agak aneh karena kalau tertawa yang terbahak-bahak gitu. Tapi setelah dia jadi orang dewasa uuuhhh ganteng ya. Artisnya juga cantik yang memerankan nona Long dia bermain sangat bagus.
To Liong To – Lebih baik nunggu versi yang barunya deh. Karena pengambilan gambarnya masih kurang ok. Adegan kissingnya bikin gue sakit perut mungkin karena menurut gue aktornya kurang ganteng dan cakep ya. Agak nggak nyambung dengan 2 cerita sebelumnya, karena sudah generasi jauh setelah Yang Kuo (Yo Ko). Meskipun pedangnya itu sendiri adalah peninggalan Kuo Qing dan Yang Kuo tapi dari generasi mereka sendiri gap nya terlalu jauh. 

Chinese Paladin (actor: Hu Ge) - Meskipun ini film video game banget seperti martial combat, banyak banget deh kisah romantisnya, meskipun akhirnya tidak happy ending.  Walaupun gue sempet terkaget-kaget ketika artisnya berubah jadi Nu Wa (Dewi pencipta manusia yang turun ke bumi) tapi kenapa bentuknya mesti manusia berbadan ular. Sehingga kekasihnya pun tidak bisa membedakan dia dengan siluman ular. Tapi buat penggemar Hu Ge – what ever lah. 

The Little Fairy (actor: Hu Ge, Ariel) – Cerita tentang cinta terlarang antara dewi dengan manusia. Adegan silatnya kurang banyak, karena memang cerita tentang percintaan. Akhirnya agak beda dengan film silat lazim nya karena ada periode jaman modernnya. By the way Hu Ge di jaman modernnya lebih ganteng ternyata. Kalau suka lagu mandarin worth to buy soundtracknya.
The Unbeatable Sword – Best kissing scenery walaupun menurut gue para pemainnya perlu di recast ulang karena kurang cakep dan ganteng. Yang ganteng cuma satu itu pun adalah karakter yang awalnya digambarkan kejam dan bengis. Ceritanya seru dan penuh misteri, ini adalah awal karier dari Judge Bao. Jadi banyak pengadilan dan investigasi ala detektif.
Lethal Weapons of Love and Passion (48 episode, actor: Raymond Lam, Charmaine Sheh, Bosco Wong) – Dari episode pertama gue langsung suka film ini. Ceritanya bagus dan silatnya seru. A must see movie. 

The Sassy Princess (actor: Raymond Lam) – Another romance movie. Cerita segitiga yang jadi segi empat dan berakhir happy ending. 

Xiang Fen Shi Jia (Bubuk Pemancar Sendu) (actor: Daniel Chan, Jiang Qin Qin) 7 Disks DVD--. It’s definitely a romance movie with tragic end. Penuh dengan puisi-puisi cinta dan terhanyut dengan kisah percintaan yang kadang maksa banget sih (konfliknya ditambah-tambahin disana sini). Adengan banyak sekali menggunakan bunga, ya maklum pemeran utamanya pembuat wewangian (tukang parfum) yang ketika jaman Ming ceritanya ngetrend banget. Moral of the story – it sucks to be the most desirable man dan tidak ada untungnya memendam dendam.”Cinta tiada akhir, yang tinggal hanya penyesalan.” Kisahnya tentang Lim Yu Ruo, idaman banyak perempuan, yang tiba-tiba jatuh cinta pada seorang perempuan yang berhati dingin (Lien Yi) setelah melihat struktur tulang bahunya. Kisah mereka begitu sengsaranya karena perempuan-perempuan penggemar Lim Yu Ruo ingin mencoba memisahkan mereka termasuk saudara tiri dari Lien Yi sendiri. Lien Yi nya sendiri baru mengakui bahwa dia cinta banget dengan Lim Yu Ruo sudah agak terlambat dan mereka terpisah oleh jarak. Hingga at the end, ketika Lien Yi meninggal tertimpa pohon dan Lim Yu Ruo memutuskan untuk mati bersamanya, menjadi suatu adegan yang romantis dan ya sudahlah lebih baik mereka mati bersama dari pada ada yang sengsara ditinggal.   

Vagabond Vigalante
Kisah romantis percintaan segi 5 dan pertanyaan yang banyak sekali dilontarkan di film ini "apa sih artinya cinta?" Kalau mengharapkan serious action kung fu -- jelas tidak difilm ini karena kisah banyak penekanan pada biro perjalanan, keserakahan manusia yang hanya mengakibatkan penyesalan di akhir. Tokohnya mempunyai keinginan untuk meneruskan cita-cita ayahnya yaitu bersatunya 13 biro perjalanan. Saking sibuknya mengurusi orang lain, percintaannya pun ditunda dan sering diserahkan ke sahabatnya. Akhirnya sahabatnya pun jatuh cinta dengan perempuan yang sama.

Film ini banyak memberikan banyak gambaran "what if" apa sih seandainya si sahabat tidak mabok saat itu sehingga tidak telat memberi kabar ke perempuannya bahwa pacarnya masih hidup. Mungkin dia tidak akan memutuskan untuk menikah dengan orang lain dengan pertimbangan dia sudah hamil. Apa sih yang terjadi seandainya dia tidak keguguran atau memilih untuk bercerai? Apakah benci itu perlu dipupuk sedemikian rupa untuk menghancurkan orang lain dan diri sendiri. Banyak kisah tentang pelajaran hidup.

Dance in the Sky - ini film kolaborasi korea & cina. Kisah cinta 3 generasi. Silat keren abis.

Living Single

A piece written for all my single girlfriends who has not yet tie the knot.
What is interesting from all these single women are that they are damn good with their job. To their Boss, they are definetly a keeper, a golden girl. Some of these women have sitting in a top ladder of their companies, some definetly have a potential to become a successful businesswomen or working women. The only thing that seemed missing is the perfect husband in their live.
It's pretty dreadful if you are a woman,single, and approaching the big 35. Though some have reached "the single women-hood wisdom" that a husband is just an "icing on the cake." Though, to some this also means giving up on men.
I guess when it comes to choice either being single for the rest of your live or stuck with a big time Loser boyfriend who then being upgraded to a husband. How much compromise you can bargain for?
*** not finish ***

Raising My Boys

I was raised in a world where the women rule the man. My grandmother has four girls who are blessed with children of eight girls and two boys. The boys in our family are so out numbered. Off course, the second generations have their spouses, but like my dad, if they could they would buy their ticket out avoiding my mom and her three sisters gossiping the hottest gossip of the months. So, we all essentially grew up in the women’s club. My grandmother is an extraordinary woman herself. I guess the way she lead her life has inspired all of us, the girls to be successful in life. Unfortunately, raising boys is seemed not to be the family specialty. I could say all of these eight granddaughters are successful, but the two grandsons are barely made it. Don’t get me wrong, I love my cousins dearly, they are the perfect gentlemen and favorite by the ladies. And, because of the ladies like them, they could not decide to stick with one, even after they vowed to be loyal and wedded husband. Because the men are considered rare in the family and men are considered more precious than the girls. This is especially true if they are the first-born son who would then continue the name of the family and so on. Indeed they were raised differently, maybe that would explain why the men in our family are considered more “lazy.” They will always have a woman to cover their work; at the minimum their mother would help them. When I’m blessed with two boys. Am I freaking out? You bet. Like most parents, I’m haunted by the most ultimate question. Am I a good mother? Or are we good parents so our children will survive in the jungle of life? My mom, especially, always added my concerns. By pointing out the bad examples of man in our family. The point is don’t make mistake in raising boys like the second generations did. I do hope that my boys one day will not be womanizer and have a good career. And, hopefully they are not turn into some kind of drugs addicts or gay (I have a couple of long-distance uncles who turned up to be gay and my husband’s cousins many are becoming addicts). Certainly, we have more expectations for the boys and perhaps the boys are more vulnerable than having girls. Though, if I think it more, actually the environment factor risks between being a boy or a girl perhaps are the same. My little rascals Looking at the close family circle, my sister has a daughter and from my husband side, his two sisters have daughters. So, we have these boys surrounded by more women. Compared to others, my boys are challenging. They are very active, and we could feel sometime when people look at us in the mall and I can see in their eyes judging how lucky they are for not having children like us. Just to illustrate, when all these little girls are sitting nicely having meal eat by themselves in good table manner, my boys will be running around and the nannies will have to chase after them feeding them. The truth, I hate it. My grandmother would say yes, that is the different between boys and girls and will start shaking her head. Though, sometimes they misbehaving make people smile, off course I have to look mad if they did. They are my little rascals. My oldest son is not the biggest fan of eating; feeding him is a torturous for both of us. It is a real battlefield. Raising boys is exhausting, we envy sometimes for those who has more “normal” (obedient) kids. To me having more than two kids is out of the question! But, I can’t imagine living without my two little “angels”. I love my boys so much and come to think of it they make me laugh with their silly act. There is no day without smile and laugh. When I do my shalat prayer, they will be all over me. The small one would go under my skirt or they would be just on top of me. It’s annoying, but I know I will miss it one day, when they grow up. Someone told me that mom of a boy is very lucky. To a boy, mom is the first woman that he saw and their first love. I felt their love every single seconds I spend with them. Sometimes, I wonder if they are big enough and they found the love of their life to begin another life; would the women they choose sees me like their rival or would they love me like my boys do? But again, I might know the answer another thirty years or so from now. A mommy to 5 and 3 years old boys.